BAB.3 ANTI KOAGULAN
Antikoagulan adalah zat yang
mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat
pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi
fibrin dalam proses pembekuan . Jika tes membutuhkan darah atau plasma,
spesimen harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan.
Spesimen-antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen untuk
mencegah pembentukan microclot. Pencampuran yang lembut sangat penting untuk
mencegah hemolisis.
Ada berbagai jenis antikoagulan, masing-masing digunakan
dalam jenis pemeriksaan tertentu.
EDTA ( ethylenediaminetetraacetic
acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2 )
Umumnya tersedia dalam bentuk
garam sodium (natrium) atau potassium (kalium), mencegah koagulasi dengan cara
mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki keunggulan disbanding dengan
antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal
untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED,
hitung lekosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb.
K2EDTA biasanya digunakan dengan
konsentrasi 1 - 1,5 mg/ml darah. Penggunaannya harus tepat. Bila jumlah EDTA
kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA kelebihan,
eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.
Setelah darah dimasukkan ke dalam tabung, segera lakukan
pencampuran/homogenisasi dengan cara membolak-balikkan tabung dengan lembut
sebanyak 6 kali untuk menghindari penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan
darah.
Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA
(K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya
digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA
biasanya digunakan dalam bentuk cair. Dari ketiga jenis EDTA tersebut, K2EDTA adalah
yang paling baik dan dianjurkan oleh
ICSH (International Council for Standardization in Hematology) dan CLSI
(Clinical and Laboratory Standards Institute).
Tabung EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara (vacutainer
tube) dengan tutup lavender (purple) atau pink seperti yang diproduksi oleh
Becton Dickinson.
Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7
•2 H2O )
Citrat bekerja dengan mengikat
atau mengkhelasi kalsium. Trisodium sitrat dihidrat 3.2% buffered natrium
sitrat (109 mmol/L) direkomendasikan untuk pengujian koagulasi dan agregasi
trombosit. Penggunaannya adalah 1 bagian citrate + 9 bagian darah. Secara
komersial, tabung sitrat dapat dijumpai dalam bentuk tabung hampa udara dengan
tutup berwarna biru terang.
Spesimen harus segera dicampur segera setelah pengambilan
untuk mencegah aktivasi proses koagulasi dan pembentukan bekuan darah yang
menyebabkan hasil tidak valid. Pencampuran dilakukan dengan membolak-balikkan
tabung sebanyak 4-5 kali secara lembut, karena pencampuran yang terlalu kuat
dan berkali-kali (lebih dari 5 kali) dapat mengaktifkan penggumpalan platelet
dan mempersingkat waktu pembekuan.
Darah sitrat harus segera dicentrifuge selama 15 menit
dengan kecepatan 1500 rpm dan dianalisa maksimal 2 jam setelah sampling.
Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk pemeriksaan
erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau KED/LED cara Westergreen.
Penggunaannya adalah 1 bagian sitrat + 4 bagian darah.
Heparin
Antikoagulan ini merupakan asam
mukopolisacharida yang bekerja dengan cara menghentikan pembentukan trombin
dari prothrombin sehingga menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen. Ada
tiga macam heparin: ammonium heparin, lithium heparin dan sodium heparin. Dari
ketiga macam heparin tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai
antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.
Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim,
kultur sel, OFT (osmotic fragility test). Konsentrasi dalam penggunaan adalah :
15IU/mL +/- 2.5IU/mL atau 0.1 – 0.2 mg/ml darah. Heparin tidak dianjurkan untuk
pemeriksaan apusan darah karena menyebabkan latar belakang biru.
Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera
dihomogenisasi 6 kali dan dicentrifuge 1300-2000 rpm selama 10 menit kemudian
plasma siap dianalisa. Darah heparin harus dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam
setelah sampling.
Oksalat
Natrium Oksalat (Na2C2O4). Natrium oksalat bekerja dengan cara
mengikat kalsium. Penggunaannya 1 bagian oksalat + 9 bagian darah. Biasanya
digunakan untuk pembuatan adsorb plasma dalam pemeriksaan hemostasis.
Kalium Oksalat NaF. Kombinasi ini digunakan pada pemeriksaan
glukosa. Kalium oksalat berfungsi sebagai antikoagulan dan NaF berfungsi
sebagai antiglikolisis dengan cara menghambat kerja enzim Phosphoenol pyruvate
dan urease sehingga kadar glukosa darah stabil.
Antikoagulan, sering disebut pengencer darah, merupakan pengobatan
yang memperlambat pembekuan darah. Sebenarnya obat ini bukanlah mengencerkan darah
tapi memperlama waktu yang dibutuhkan agar terbentuk bekuan darah. Antikoagulan
bisa mencegah makin menumpuk dan membesarnya bekuan darah yang ada. Selain itu
obat ini juga bisa mencegah deep vein blood clot atau mengobati berbagai
kondisi tertentu pada pembuluh darah, jantung, atau paru.
Berikut Hal-hal yang
Bisa Anda Lakukan Selama Menggunakan Antikoagulan:
• Gunakan obat pada waktu yang sama setiap hari.
• Konsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat bebas,
terutama yang mengandung aspirin.
Waspada dengan tanda-tanda terjadinya pendarahan, dan segera
beritahukan dokter Anda bila terjadi gejala berikut:
Ditemukan darah dalam urin atau feses
Pendarahan dari hidung dan gusi atau meludah mengeluarkan
darah
Pendarahan baru, berlebihan, dan lama dari vagina
Bercak-bercak merah yang sering dan memar parah pada kulit
Bicarakan dengan dokter anda tentang obat yang Anda gunakan
untuk mencari tahu seberapa sering harus melakukan tes darah.
Jika Anda menggunaka ticlopidine, lakukan tes darah untuk mengecek
jumlah sel darah putih selama 3 bulan pertama pengobatan.
Bila Anda menggunakan warfarin (seperti coumadin):
Lakukan tes darah teratur untuk
meyakinkan bahwa Anda menggunakan obat dengan jumlah yang benar.
Makan yang seimbang. Jangan
secara mendadak merubah asupan makanan kaya vitamin K seperti brokoli,
asparagus, kol, selada, bayam. Sangat penting menjaga kadar vitamin K dalam
makanan agar tetap konsisten, karena vitamin K bisa mempengaruhi kerja warfare
hingga membuat darah lebih cenderung membeku. Hindari konsumsi alkohol berlebihan. Alkohol
bisa meningkatkan efek warfarin. Jangan mengonsumsi tembakau jenis apapun. Hindari aktivitas yang berisiko tinggi
mengalami luka seperti ski, sepak bola, atau olah raga lain. Jika menggunakan
warfarin, luka bisa menyebabkan pendarahan berlebihan.
ANTIKOAGULAN
Tromboemboli merupakan salah satu
penyebab sakit dan kematian yang banyak terjadi. Kelainan sering menyertai
penyakit lain misalnya gagal jantung, diabetes mellitus, varises vena dan
kerusakan arteri.
Faktor-faktor yang menimbulkan tromboemboli : trauma,
kebiasaan merokok, kehamilan, atau obat-obat yang mengandung estrogen.
Obat yang digunakan untuk mengatasi tromboemboli adalah obat
yang mempengaruhi mekanisme pembekuan darah, yaitu : antikoagulan,
antitrombotik, dan trombolitik.
Pembekuan darah
Proses pembekuan darah berlangsung melalui beberapa tahap:
1) Aktivasi
tromboplastin
2) Pembentukan
trombin dari protrombin dan
3) Pembentukan
fibrin dari fibrinogen.
Dalam proses ini
diperlukan factor-faktor pembekuan darah dan dikenal ada 12 faktor pembekuan
darah.
Aktivasi
tromboplastin, yang akan mengubah protrombin (factor II) menjadi trombin
(factor IIa), melalui 2 mekanisme yaitu mekanisme ekstrinsik dan intrinsic
(gambar).
Pada mekanisme
ekstrinsik, tromboplastin jaringan (factor III, berasal dari jaringan
rusak) akan bereaksi dengan factor VII yang dengan adanya kalsium (factor IV)
akan mengaktifkan factor X.
Faktor Xa
bersama-sama factor V, ion kalsium dan fosfolipid trombosit akan mengubah
protrombin menjadi trombin. Oleh pengaruh trombin, fibrinogen (factor I) akan
diubah menjadi fibrin monomer (factor Ia) yang tidak stabil. Fibrin monomer,
atas pengaruh factor XIIIa akan menjadi stabil dan resisten terhadap enzim
proteolitik seperti plasmin.
Pada mekanisme
intrinsik, semua factor yang diperlukan untuk pembekuan darah berada di
dalam darah. Pembekuan dumulai bila factor Hageman (factor XII) kontak pada
suatu permukaan yang bermuatan negatif, seperti kolagen subendotel pembuluh
darah yang rusak. Kontak tersebut menyebabkan factor Hageman lebih peka
terhadap aktivasi oleh kadar kecil kalikrein. Selanjutnya factor XIIa yang
terbentuk akan mengaktivasi prekalikrein dan factor XI. Aktivasi prekalikrein
oleh factor XIIa akan menghasilkan kalikrein yang selanjutnya akan mengaktifkan
factor XII berikutnya. Aktivasi factor XI akan menghasilkan factor XI aktif,
yang dengan adanya ion kalsium akan mengaktifkan factor IX. Kompleks
tromboplastin jaringan (factor III), Ca ++ dan factor VII juga akan
mengaktivasi factor IX pada mekanisme instriksik ini.
Faktor IX aktif
bersama-sama factor VIII, ion kalsium dan fosfolipid akan mengaktifkan factor
X. Urutan mekanisme pembekuan darah selanjutnya sama seperti yang terjadi pada
mekanisme ekstrinsik.
Antitrombin III
(AT-III), suatu alfa-2 globulin plasma, pada kadar normal dan ikatannya
dengan bentuk aktif factor-faktor pembeku darah dapat mempertahankan kecairan
darah dan mencegah trombosis. Defisiensi AT-III dapat terjadi terjadi secara
heriditer, setelah operasi, sirosis hepatis, sindrom nefrotik, trombosis akut,
preparat kontrasepsi yang mengandung estrogen.
Antikoagulan oral meningkatkan aktivitas
AT-III, maka obat ini merupakan obat terpilih untuk penderita dengan gangguan
heriditer tersebut.
Faktor-faktor untuk pembekuan darah :
I Fibrinogen
II Protrombin
III Tromboplastin jaringan
IV Ca ++
V Faktor labil, Proakselerin,
Ac-globulin
VII Faktor stabil, Prokonvertin,
Akselerator konversi protrombin serum (SPCA)
VIII Globulin antihemofilik (AHG), factor A
antihemofilik
IX Faktor Christmas, Komponen
tromboplastin plasma (PTC), factor B antihemofilik
X Faktor Stuart-Prower
XI Anteseden tromboplastin plasma
(PTA), Faktor C antihemofilik
XII Faktor Hageman
XIII Faktor penstabil fibrin
TERIMA KASIH
Komentar
Posting Komentar