Bulan November tahun 2021
Entah kenapa aku menulis lagi di Blog ini, karena ada sesuatu yang mau aku abadikan lewat tulisan di blog aku ini. Selama pandemi, bukan, dari awal pandemi Covid 19, aku dekat dengan seseorang.
Aku juga nggak tahu kenapa dekat sama dia, padahal di pabrik aku yang dulu aku sering deket dengan teman-teman cowok yang cuek, hypr dsb. Seseorang itu pertama bagiku biasa aja, orangnya cuek, nggak banyak omong kalau nggak di ajak bicara duluan dan nggak terlalu cakep kayak artis korea. Tapi baru berjalan 2 bulan saat aku kerja di pabrik yang baru, entah kenapa aku melihat dia semakin lama ada ketertarikan. Aku seperti melihat dia berusaha untuk sesuatu yang lain menjadi lebih baik. Meski aku belum tau sifatnya waktu itu.
September 2019 rasa itu semakin kuat, tapi aku kesampingkan itu hanyalah perasaan sesaat, tapi ada saja peristiwa yang mendekatkan kita dan melihatnya entah kenapa aku bergerak untuk lebih dekat dengannya, seperti kotak misterius yang aku kepoin. Akhirnya kita tukeran nomor dijalan, saat itu hati aku berbunga banget karena ada kesempatan untuk lebih dekat dengannya.
Setelah itu kita saling tukar pesan untuk pendekatan, tapi entah aku melihat sisi yang lain dari dirinya, seperti ada yang janggal, akhirnya aku selidiki tentang dia dari cerita orang orang, pengamatan aku dan media sosialnya. Dari sudut pandang aku, ada sisi buruknya yang belum aku pecahkan. Ini membuat aku semakin ingin tahu tentangnya, meski sedikit kurang rasa sukaku tapi aku ingin lebih menyelidikinya. Tentang masa lalu dan dirinya.
Tapi keingintahuan aku menjadikan obsesi yang lebih untuk mendekatinya. Obsesi untuk tahu kehidupan masa lalunya. Padahal dia bukanlah orang yang kaya, tampan, dan tinggi pendidikannya. Itu membuat keluarga aku heran apa yang aku dapat darinya. Tapi disisi itu aku senang karena dia nyaman dan obsesi ini membuatku nyaman terhadapnya.
Semakin lebih dekat aku sudah tahu inti masa lalunya meski tahu entah kenapa sakit dan cemburu, aku benar benar ingin dia jauh dari masa lalu nya, dan sikapnya yang tidak begitu baik ingin aku ubah, maka aku selalu mencoba membuatnya lupakan masa lalu dan lebih melihat kedepan "bersama aku"
Semakin lama dia menunjukkan ketertarikannya padaku secara terang terangan membuat aku luluh dan lebih menginginkan dia, meski tidak mungkin saat itu aku mencoba untuk mengulur waktu sampai dia benar benar baik untuk aku
Secara perlahan keluargaku tahu hubungan kami semakin dekat tapi dia belum sepenuhnya menjadi yang aku inginkan, dan aku bertekad membawa dia lebih baik agar keluargaku tahu perjuangan dia
Aku selalu bilangin dia apa yang harus dia lakukan, karena apa yang aku bilang itu juga untuk kebaikannya, lebih banyakin sunnah dalam puasa, shalat dan lainnya, lebih terbuka dan bersosialisasi dengan orang orang, melakukan hal baru dan mencari kegiatan yang bermanfaat, dan mewanti wanti untuk menghindari hal hal yang tidak di inginkan
Selama bersama dia aku seneng, terbantu segalanya, keluh kesah aku jadikan tawa bersamanya, hal hal kecil kita buat bermakna, keliling ngga jelas kita lakuin bersama, telpon ber jam jam, wa sampai tengah malam, begitu banyak topik pembicaraan kita jadikan seru. Saling ledek, marah, balik lagi dan sebagainya :")
Lalu Ada sesuatu peristiwa yang aku sudah wanti wanti terjadi, akibat dari keegoisannya hal yang paling aku takuti datang, untuk kasus pertama aku mencoba bantu dan nasehatin jangan begitu lagi tapi tetep aja terus datang hal yang aku takuti. Aku marah aku sedih aku kecewa, selama ini aku nasehati siapa, apa selama ini omongan aku nggak berguna, selama ini aku gagal. Oke aku bantu dia karena aku kita ini semua akan terlewati.
Bulan berikutnya lebih kutakuti lagi datang, semua miliknya sudah hilang, aku lebih marah kecewa dan sedih, untuk apa selama ini aku bertahan jika dia masih seperti ini, aku takut akan hal ini, aku takut akan ada kejadian yang lebih ku takuti, aku sudah mulai putus asa dan lebih memilih untuk tidak membebani dia atas semua hal yang aku takuti, tapi hal itu hanya akan membuatnya lebih putus asa, maka aku mencoba untuk menemaninya lagi dan berusaha melewati ini.
Namun hal sama terulang lagi aku lebih lebih lebih kecewa, marah dan sedih. Kenapa selalu ada tidak pernah habis, untuk apa, untuk siapa semua ini, aku sampai berpikir negatif kepadanya. Aku lebih takut lebih banget ketakutan ini menyelimuti aku, namun perasaan aku masih ada untuknya untuk tetap bersamanya, namun pikiran takut hal ini akan terulang lagi dan membuat aku semakin takut menjalani hari kedepannya.
Di bulan ini aku benar benar memantapkan hatiku untuk lepas darinya, meski tiap malam selalu nangis memikirkan kebersamaan selama ini udah selesai dan memikirkan dia sedang apa dan lagi apa, namun aku takut jika kembali akan terjadi hal yang lebih parah lagi.
Lalu aku coba menahan rindu dengan tangisan tiap malam yang seperti kebiasaan tiap malam dalam pelukan boneka darinya.
Semua pesan dia jarang aku balas, tapi aku selalu menunggu cerita tentang dia, aku seneng dia masih cerita namun aku takut dia berharap dan berpikir bisa kembali namun aku takut hal itu terjadi lagi.
Tapi jika dia nggak cerita atau kirim pesan aku sedih merasa dia benar benar berpikir aku sudah mati rasa. Serba salah :")
Sampai dimana imun aku rendah dan aku disuruh istirahat karena terlalu banyak memikirkan tentang dia:")
Ya dia yang pertama bisa bersama aku selama ini, hal hal yang aku inginkan bersama pasangan adalah dia, di masa dewasa aku, bukan masa sekolah aku. Namun aku merasa bahagia yang luar biasa bersamanya sediu senang kita lewati. Terima kasih sudah menjadi yang pertama.
Komentar
Posting Komentar