Langsung ke konten utama

Cerita Pendek Horror

SAAT MAGHRIB AKU BERKELANA

Semua pasti pernah merasakan yang namanya ketakutan disertai bulu kuduk yang berdiri, bagiku hal itu terjadi karena melihat sesuatu yang menyeramkan.

Selama 15 tahun ini aku belum pernah tahu rasa itu. Disekolah kadang kudengar dikelas semua bercerita tentang hantu yang belum tentu dibuktikan ada. Aku hanya menganggap cerita mereka hanyalah karangan belaka.

"Tess, lu tahu nggak , katanya setiap magrib di gang dekat rumahku itu suka ada anak kecil lari-lari. Padahal kan biasanya anak kecil saat magrib tidak boleh main-main" kata Rena mengawali cerita di jam istirahat

"Ahh mungkin anak kecil itu baru pulang dari rumah temannya, karena dia nggak  punya orang tua yang mengawasinya makanya pulangnya jam segitu, biasanya kan emak-emak sebelum magrib udah pada ngomelin anaknya yang main disuruh pulang " cela Tessa

"Ngelawak aja lu Tess. Tapi Tess, dipohon mangga rumah gue juga kalau magrib suka ada yang ketawa gitu , terus ada yang suka lihat ada yang terbang dari pohon mangga putih-putih" sahut Kesie tak mau kalah

"Emang sih, pohon mangga lu itu nyeremin tahu Kes, udah gitu sepi lagi. Lu betah apa tinggal disitu?" Tanya Rena

"Ya namanya juga tempat tinggal gue dari kecil gue nyaman aja, asalkan kita nggak ganggu aja, tapi gue sih jarang ngeliat atau dengerin tuh putih-putih" jawab Kesie

"Oh ya kemarin sore juga menjelang Maghrib Abang gue pulang kerja biasanya dia pulang agak maleman abis isya, dia  ngelewatin pohon bambu,biasanya kalau malam abis isya anak anak remaja pada nongkrong disitu di pos kamlingnya, tapi kalau magrib sepi banget. Jadi, Abang gue ngeliat sesosok hitam besar ngelewatin depan motornya cepet banget, secara Kanan kiri pohon bambu gitu" sambung Friza

"Katanya tuh pohon bambu mau ditebang terus mau dijadiin perumahan kapan deh?"Tanya Rena

"Katanya sih tahun ini, lebih baik ditebang ya, gue takut kalau magrib lewat situ, untung sekolah kita pulang nggak sampe magrib yaa"jawab Friza

"Tapi lebih seram sih sekolah kita katanya ada siswi yang tiba tiba hilang didalam sekolah ini" akhirnya Tessa menceritakan ceritanya

"Lah kok bisa? Apa jangan jangan tuh siswi dibunuh dan mayatnya ditanam ditembok kayak di film-film gitu" sahut Rena

"Iya katanya sih gitu, tapi dilacak nggak ditemukan apa-apa" jawab Tessa santai
"Katanya dia itu pergi ke dua dunia, dan setiap siang dia itu bisa ngikutin pelajaran kita, kalau magrib dia bisa berkeliaran ke luar lingkungan sekolah gitu, bahkan dia bisa ikutin lu sampe Kerumah lu kalau dia suka sama lu" sambung Tessa

"Ahh dia itu perempuan kan yaa" Kesie ketakutan

"Katanya pas magrib dia kembali ke sekolah ini karena ada barang yang tertinggal, tetapi tiba tiba hilang nggak pulang pulang kerumahnya, kejadiaannya udah 15 tahun yang lalu"lanjut Tessa

"Wow seumur kita yaa" sahut Friza

"Lah Pak Komeng securiti nggak tahu tuh?"tanya Rena

"Ye Pak Komeng belum kerja kali, dulu securitinya katanya udah pulang dan nggak nginep disekolah kayak pak Komeng, Pak Komeng juga katanya kalau diatas atau sebelum magrib dia ogah ngitarin sekolah, katanya banyak penampakan gitu" Tessa jawab dengan cueknya "dan lagi 15 tahun yang lalu adalah mulanya sekolah kita berdiri, kata Ayah gue sih, tuh siswi dijadikan tumbal agar sekolah ini tetap ada sampai sekarang"lankutnya

"Huh,, serem banget yaa"timpal Kesie

Aku hanya mendengar cerita mereka dari kejauhan , tentang Maghrib, aku merasa Maghrib itu waktu yang biasa biasa saja.

Pulang sekolah aku terbayang perkataan Tessa, apa kita harus percaya tentang makhluk selain kita. Aku juga belum pernah merasakan atau melihat itu semua

Aku beranikan diri untuk keluar saat adzan Maghrib menuju gang dekat rumah Rena, tapi biasa saja, cukup ramai dan banyak orang berlalu lalang, anak anak kecil masih pada bermain, mungkin kata Tessa benar anak anak kecil itu tidak punya orang tua yang mengawasinya, dan orang orang yang berlalu lalang mungkin akan menunaikan shalat magrib di masjid

Lalu aku ke pohon Mangga rumah Kesie, pohon mangga itu dipenuhi ibu-ibu yang sedang mengobrol sambil tertawa mungkin ibu-ibu itu lupa waktu sampai suara adzan tak terdengar.

Lalu aku ke pohon pohon bambu, ya disana juga ramai, ada bapak bapak yang sedang mencari cari sesuatu, ibu ibu yang sedang mengawasi anak anaknya bermain.

Aku tahu itu hanya cerita biasa. Lalu aku pulang menuju rumahku. Disekolah tercintaku selama 15 tahun ini.

###

Alohaaa.. jadi inspirasinya cerita ini aku dapat pas adzan Maghrib.. coz aku banyak denger cerita kalau pas Magrib banyak setan berkeliaran. Itu cerita juga cerita nyata di sekitar rumah aku.

Jadi tokoh utama ini adalah hantu yang hilang 15 tahun, karena ia dijadikan tumbal sekolah agar sekolah itu tetap berjaya sampai sekarang.

Nah kan siswi hantu itu jalan jalan pas Maghrib, ia hanya bisa keluar masuk pas magrib dari sekolah. Kalau pagi sampai siang dia terus sekolah tuh. Magrib baru deh jalan jalan. Kan bete disekolah terus kan..

Siswi itu pas di gang dekat rumah Rena ngeliat banyak orang pas Maghrib adalah hantu hantu yang berlalu lalang. Anak anak kecil itu hantu anak kecil gentayangan dan tuyul, yang berlalu-lalang itu pakai baju putih-putih kayak pocong dan hantu gentayangan. Makanya siswi hantu itu kira hantu yang pakai baju putih mau shalat jemaah juga nyempil nyempil di antara orang orang beriman yang bercahaya menuju Masjid untuk jemaah..

Pas di pohon mangga rumah Kesie itu ibu ibu adalah kuntilanak lagi ketawa tawa, emang ada ibu ibu gosip ketawa tawa pas Magrib? Ada sih iya yang bukan muslim kali

Terus yang dipohon bambu itu yah semua jenis hantu  ada lagi tamasya di pohon bambu.

Dan terakhir siswi hantu itu pulang ke sekolah yang merupakan rumahnya semenjak 15 tahun menghilang.

Sekian terima kasih sudah baca yaaa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dasar Teori Pewarnaan Spora Metode Klein & Schaeffer dan Fulton

JUDUL                           : Pewarnaan Spora Hari / Tanggal                  : Sabtu, 23 Maret 2013 Tujuan                             : untuk melihat spora pada bakteri Metode                           : 1.) Klein                                          2.)Schaeffer dan Fulton Dasar Teori                      : Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan. Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan endspores, perlu dilakukan pemanasan supaya cat malachite hijau  bisa masuk ke dalam spora , seperti halnya pada pewarnaan  Basil Tahan Asam dimana cat  carbol   fuschsin  harus dipanaskan untuk bisa menembus  lapisan lilin asam mycolic  dari Mycobacterium . Beberapa spesies bakteri tertentu dapat membentuk spora. Spora dihasilkan di dalam tubuh vegetatif bakteri tersebut, dapat berada di bagian tengah (central), ujung

Dasar Teori pewarnaan Granula Metode Albert

JUDUL              : PEWARNAAN GRANULA Hari / tanggal      : Sabtu, 09 Maret 2013 Tujuan                : untuk melihat granula kuman, dengan metode Albert Dasar Teori         :     Di antara bakteri bentuk batang Gram positif, ada yang di dalam selnya ditemukan granula polifosfat yang disebut juga granula metakromatik atau volutin bodies. granula ini bersifat kromofil dan metakromatik yang berarti mempunyai aktivitas kuat terhadap zat-zat warna, dan seringkali tampak lain dari zat warna yang diberikan. Berikut adalah langkah-langkah pengecetannya: 1. Sebagai bahan cat disediakan tiga macam larutan, yaitu: Neisser A isinya methylen blue Neisser B isinya gentian violet Neisser C isinya chrysoidin (berwarna kuning) 2. Untuk pengecetan pertama digunakan larutan A dan B yang dicampur sesaat sebelum pengecatan dalam perbandingan dua bagian larutan A dengan satu bagian larutan B. Lama pengecatan adalah setengah menit 3. Setelah campuran tersebut dibuang preparat di

Ketika semua hampir berakhir

Bab 1. Langit yang kelam Langit seketika memancarkan warna kelam yang membuatku takut. Aku tinggal terpisah dari keluargaku karena aku tinggal di sebuah kostan kecil dipinggir kota The Vok. Aku dan teman teman merasakan hal yang sama tentang langit disore hari itu. Warna gelap orange memancarkan kegelapan saat itu. Apakah kiamat akan tiba, pikiran itu membuatku takut. Ingin aku menghubungi kedua orangtuaku tapi, pulsa tak mencukupi dan WiFi kosan tiba tiba eror. Hal ini yang membuatku tambah gelisah. Tiba tiba ada seseorang mengenakan seragam ojek online berwarna hitam dan kuning mendatangi kosanku.    Dia seperti orang sekarat , memegangi perutnya terus menerus seakan perutnya itu ingin meledak, dia datang tanpa motornya. Orang itu tiba tiba setengah jatuh seakan dirinya memang sangat sekarat. Hal Itu membuatku takut, hal sama seperti mimpiku. Aku, Widi dan Cindy kedua teman kosanku yang melihat dari balik pintu kaca kaget. Widi yang bergerak pertama segera membukakan pintu. &quo